Senin, 22 Juli 2013

Otak (Benar-benar) Seperti Pisau

 Pisau yang lama tidak diasah akan berkarat dan pastinya tumpul. Itu sudah pasti. Banyak orang berkata sama halnya dengan otak kita. Ya, hanya mendengar saja. Tak pernah merasakan. Tapi baru kali ini saya merasakan hal ini.


Sudah lebih setahun meninggalkan dunia perkuliahan, persis bulan ini saya mengikuti prosesi yang begitu sakral dalam hidup, yaitu Wisuda Sarjana. Begitu berbeda dengan hal yang saya rasakan di masa kuliah. Rasanya tidak ada waktu istirahat untuk otak ini untuk digunakan. Entah berpikir kuliah, tugas kuliah, skripsi, proposal, karya tulis, program kerja BEM, dan banyak lainnya. Semua membuat kerja otak bisa dibilang sangat aktif. Dan mungkin dulu dalam satu waktu bisa berpikir untuk lebih dari 10 hal sekaligus.

Hal sangat berbeda saya rasakan sekarang. Untuk digunakan saja hanya sekali-sekali. Itupun hanya berpikir sesuatu yang lebih mengarah ke hal emosi, bukan berpikir yang bertujuan mengasah otak. Entah karena memang kondisi membuat seperti ini, entah karena tidak ada deadline yang mengharuskan berpikir keras ataukah memang seperti ini dunia kerja yang memang tidak membutuhkan pikiran-pikiran cerdas?

Berkarat. Mungkin belum sampai kesana. Tumpul. Ya, sedikit banyak kata itulah yang menggambarkan otak ini. 7 bulan menghadapi dunia kerja yang seperti ini, membuat adanya pengurangan ketajaman dalam otak. Kesalahan mungkin pada diri saya, karena tidak mampu memanfaatkan waktu untuk tetap mengasah otak yang harusnya tetap berfungsi. Tapi semua karena kondisi. Semua terfasilitasi dengan baik untuk memberikan waktu panjang bagi otak saya untuk beristirahat. Walhasil, untuk bergerak kembali begitu sulitnya.
Bila ada yang penggemar berat Spongebob Squarepants, pasti sangat familiar dengan Patrick star, sahabat Spongbob yang sangat bodoh. Ada sebuah episode yang menunjukkan bahwa bila Patrick berpikir akan menimbulkan asap yang sangat tebal dan menyengat. Dan sebuah episode lagi yang menceritakan bahwa otak Patrick tertukar sehingga bisa bergerak lagi.

Yah, memang mungkin saya bukan Patrick yang sebegitu bodohnya. Tapi saya mungkin butuh untuk menggerakkan lagi seperti saat Patrick menggunakan otak barunya.
Caranya? Salah satunya mencoba membuka Blog baru dan menumpahkan apa yang saya rasakan, baik itu yang bersifal Ilmiah ataupun tidak ilmiah, fiksi ataupun non fiksi. Apapun, dengan menulis ini, Otak akan tetap terasah dari waktu ke waktu, tanpa harus berkarat seperti Pisau..
 
Welcome to My Blog, brother, sister, agan, aganwati, mas, mbak dan semua julukan apa saja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar