Selasa, 14 April 2015

Hal Kecil yang Berdampak Besar

Kemarin, saat mengantarkan teman ke sebuah rumah sakit swasta di Kudus, saya merasa ada hal lucu. Di dalam rumah sakit ada orang dewasa berseragam bersepeda di dalam ruangan. Sepeda yang digunakan bukan sepeda umumnya, tapi sepeda mini lengkap dengan keranjang di depan setirnya. Ini orang kurang kerjaan atau bagaimana, pikir saya. Saya amati dan saya lihat dengan seksama. Saya baru paham. Itu adalah kendaraan "operasional" petugas rumah sakit yang mengantarkan berkas pasien dari pendaftaran ke ruangan lain. Entah karena saya yang terlalu katrok atau memang karena di Jember belum ada yang seperti itu. Ternyata banyak cara lain yang digunakan selain sepeda mini. Ada Rumah sakit yang menggunakan sepeda listrik juga. Bahkan ada juga yang menggunakan sepatu roda alias in-line skate. Wah, kreatif juga ya?
Sepulang dari rumah sakit, saya melintasi jalur pantura Kudus-Rembang. Sepanjang jalan saya melihat sebuah rumah makan yang sangat ramai pengunjung. Dari situ saya berasumsi bahwa bisnis rumah makan di jalur pantura pasti sangat menjanjikan. Bagaimana tidak? Jalur pantura adalah jalur terpadat di Asia Tenggara. 24 jam tanpa henti kendaraan silih berganti melewatinya. Pasti akan dibutuhkan tempat pengisi amunisi perut yang kosong. dan terbukti beberapa rumah makan menjadi sangat terkenal dan besar di sepanjang pantura. Tapi pemikiran itu terbantahkan sendiri dengan pengamatan saya selama saya berangkat ke desa dampingan yang juga melewati jalur pantura. Banyak sekali rumah makan yang sepi pengunjung dan bisa dibilang seperti rumah hantu. Padahal sama-sama di jalur pantura. Apakah yang membedakan dengan rumah makan yang ramai? Saya pernah mendengar jika berbisnis seperti itu ada hal-hal mistis yang mengiringinya, yang mempengaruhi ramai tidaknya sebuah tempat. Untuk hal itu saya tidak akan membahasnya. Tapi ternyata memang ada hal yang mempengaruhi.
Saya mendapat cerita bahwa seseorang memiliki bisnis rumah makan yang besar. Bahkan memiliki banyak cabang yang semuanya ramai. Keuntungannya sudah mencapai hitungan milliar. Bahkan dalam seminggu, saat libur natal dan tahun baru, pernah mencapai angka 2,1 milliar!! Luar biasa. Hanya dari pemasukan untuk Toilet saja bisa mencapai 10 juta per hari. Apa rahasianya? Ternyata jawabannya adalah service alias pelayanan. Bukan hanya pelayanan berupa makanan yang enak atau pelayan yang ramah saja. Tapi service kepada orang penting. Siapa itu? Sasaran dari rumah makan tersebut adalah bus pariwisata. Orang pentingnya adalah Supir, Kernet dan Tour Guide. Merekalah yang diberikan pelayanan lebih. Mengapa mereka? Karena merekalah yang menentukan seisi bus mau diarahkan kemana. Penumpang yang notabene adalah pelancong manut-manut saja mau dibawa kemana.
Saat awal dibuka, ternyata rumah makan ini menstop bus pariwisata yang lewat dan diarahkan masuk ke dalam rumah makan. Dan makanan dan minuman semuanya gratis! Di situlah awal terjadinya hubungan erat orang penting pariwisata dengan rumah makan. Setiap datang bus pariwisata, orang penting tersebut dipersilahkan menuju ruang khusus kru. Pelayanannya adalah dengan sebungkus rokok, makan sepuasnya, minum sepuasnya dan masih mendapat uang saku. Nah, enak kan? Selain itu ada banyak rahasia lain yang tidak berbau mistis tapi tidak saya sampaikan disini.
Itulah. Hal kecil dan sederhana kadang menjadi pembeda. Dan perbedaan yang terjadi tidak kecil. Sebuah kreatifitas dan inovasi kadang dianggap remeh karena dirasa tidak penting. Padahal terkadang hal kecil itulah yang akan menjadi penentu keberhasilan seseorang.
Yah, sekecil apapun ide kita, hendaknya kita salurkan. Siapa tahu itu titik tolak menuju kesuksesan kita. Ya kan?



2 komentar:

  1. Setuju dengan kutipan ini: "Yah, sekecil apapun ide kita, hendaknya kita salurkan. Siapa tahu itu titik tolak menuju kesuksesan kita."

    BalasHapus
  2. Hehe..makasih komennya..Insya Allah saya coba istiqomah sehari satu tulisan..Walaupun jelek yang penting menulis..

    BalasHapus