MASA PENCARIAN KERJA
Saat ini adalah masa-masa
penerimaan PNS atau lebih dikenal dengan CPNS. Hampir seluruh instansi
pemerintahan membuka selebar-lebarnya peluang kerja menjadi seorang
pegawai negeri. Mulai dari instansi pusat hingga instansi daerah.
Memang, PNS menjadi sebuah pekerjaan yang paling aman dan nyaman untuk
digeluti. Dan alasan terkuatnya tentu saja jaminan masa depan melalui
pensiunan. Itulah yang membuat sebanyak apapun PNS yang dibutuhkan,
masih jauh lebih banyak pelamarnya. Sehingga perlu dilakukan tes CPNS
yang bisa dibilang sangat ketat persaingannya.
Walau diminati
sebagian pencari kerja karena faktor kemapanan itu, namun ada sebagian
yang lebih memilih melamar di perusahaan swasta. Selain karena faktor
enggan untuk mengikuti tes CPNS yang susah, saingannya banyak dan ruwet,
faktor gaji dan akselerasi karir yang menggiurkan juga dipertimbangkan.
Perusahaan swasta memang menjanjikan percepatan karir yang lebih cepat,
walau tak ada pensiunan seperti PNS. Apakah anda salah satu yang
termasuk pencari kerja di perusahaan swasta? Jika Ya, silahkan disimak
ulasan berikut.
Apa yang membedakan tes CPNS dengan tes masuk
perusahaan swasta. Salah satu yang membedakan adalah wawancara. Di tes
CPNS tentu tak ada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara
adalah tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan
dng pelamar pekerjaan. Wawancara menjadi hal yang sangat diperhitungkan
perusahaan dalam merekrut karyawan. Sedangkan ijazah dan lain-lain
adalah formalitas. Jika diibaratkan masuk ke dalam rumah seseorang,
ijazah adalah pintu gerbang sedangkan pintu utamanya adalah wawancara.
Jika masuk pintu gerbang, belum tentu masuk ke rumah. dan tidak bisa
masuk pintu rumah sebelum masuk pintu gerbang. Tidak semua orang dengan
kemampuan akademis baik bisa lolos wawancara. Perlu skill dan trik
khusus untuk melewatinya. Berikut beberapa hal yang mungkin bisa
bermanfaat bagi para calon pelamar kerja.
A. Pertanyaan Umum saat Wawancara dan Jawabannya
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab:
Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan
jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda
terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa
bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan
penjelasan.
2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi
Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari
respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih
baik, berikan respons berupa, “Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan
yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan
di kantor beres semua.”
3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab:
Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda
sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret.
Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda
mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan
kelebihan Anda.
4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab:
Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas
posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada
hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang
sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.
5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab:
Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu,
ucapkan dalam kalimat ‘positif’, misalnya bahwa Anda tidak melihat ada
‘ruang’ di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda
menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang
lebih baik.
6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab:
Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi
solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk
mengatasi masalah
7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab:
Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru
ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website.
Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru
saja diangkat – apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan
semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya,
apakah karir Anda akan berkembang di sana.
B. Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja
Profesor
Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh
sangat menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang
terucap. Menurut penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki
pengaruh 55 persen sementara kata-kata yang diucapkan hanya 7 persen.
Kesempatan
untuk menciptakan kesan pertama yang baik tak memakan lama. Menurut
penelitian, 30 detik hingga empat menit pertama merupakan waktu kritis
yang sangat menentukan. Nah, agar tak salah langkah saat wawancara
kerja, hindarilah beberapa gerak tubuh yang bisa mengundang penafsiran
negatif pada diri Anda.
1. Senyum palsu
Masuklah ke ruangan
wawancara dengan percaya diri dan senyum yang tulus. Senyum yang
terpaksa akan sangat terlihat dan membuat Anda terlihat seperti orang
yang suka berpura-pura. Senyum yang tulus mengesankan Anda orang yang
percaya diri, terbuka, dan nyaman dengan keadaan sekitar. Tapi hindari
juga tersenyum terus-menerus yang bisa memberikan sinyal yang salah pada
calon atasan Anda.
2. Gerakan dan posisi tangan
Gerakan tangan
memegang peranan penting dalam mengekspresikan bahasa tubuh Anda.
Melipat tangan di dada merupakan bahasa tubuh yang wajib dihindari.
Melipat tangan di dada mengesankan Anda menjaga jarak, bersikap
tertutup, atau malah terkesan bosan dengan pembicaraan ini. Mungkin
saran ini sudah sering Anda dengar, tapi kenyataannya saat sedang gugup
masih banyak orang melakukannya.
Menepuk-nepukkan tangan atau terus
menggerakkan tangan menandakan Anda sangat gelisah. Gerakan ini secara
tidak langsung juga bisa membuat orang yang mewawancarai Anda menjadi
tidak nyaman dan terganggu.
Hindari juga mengetuk-ketukan tangan ke
meja saat proses wawancara. Melakukan hal ini secara tidak langsung Anda
mengirimkan sinyal kalau Anda bosan atau merasa lebih tahu dari si
pewawancara.
Sebaiknya letakkan tangan Anda secara santai dan terbuka
di posisi yang paling membuat Anda santai. Hindari terlalu banyak
menggunakan gerakan tangan atau jari untuk menghindari kesan yang salah.
3. Jabatan tangan
Saat
memulai dan mengakhiri wawancara jangan lupa jabat tangan si
pewawancara dan ucapkan terimakasih. Jabat tangan dengan erat namun
wajar. Jangan biarkan tangan terlalu lemas atau mencengkeram terlalu
keras. Jika telapak tangan Anda berkeringat, seka dahulu keringat di
tangan Anda sebelum masuk ke ruang wawancara.
4. Menyentuh wajah
Menyentuh
wajah sebaiknya dihindari saat wawancara kerja. Gerakan ini dapat
menyiratkan Anda gugup atau tidak jujur terhadap pernyataan Anda.
5. Posisi kaki
Duduklah
dengan kedua kaki menyentuh lantai yang menggambarkan Anda nyaman dan
percaya diri. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh
secara tidak sadar. Salah satu yang paling sering ditemui adalah
menggerak-gerakan kaki tanpa henti. Gerakan kaki ini menandakan Anda
sangat tidak nyaman bahkan tak sabar ingin keluar dari ruangan.
6. Kontak mata & posisi duduk
Kontak
mata dengan si pewawancara memang baik. Tapi terus-menerus menatap si
pewawancara tanpa henti juga bisa membuat dia tidak nyaman. Ahli gerak
tubuh Janine Driver mengatakan, 60 persen kontak mata sudah cukup
membuat Anda terlihat antusias. Selain mata, fokuskan tatapan pada
segitiga bagian atas wajah yaitu area sekitar alis kanan-kiri dan
pertengahan hidung.
Jangan terlalu sering menatap bagian bawah wajah
terutama bagian mulut dan dahi yang bisa membuat si pewawancara menjadi
tidak nyaman. Jika pewawancara Anda lebih dari satu, tatap mereka secara
bergantian. Hindari tatapan kosong yang membuat lawan bicara Anda
kurang nyaman.
Duduklah dengan posisi yang nyaman, tidak terlalu
tegak maupun tidak terlalu bersandar. Condongkan tubuh sedikit (sedikit
saja) ke arah pewawancara untuk menandakan Anda fokus dan antusias.
C. Kesalahan Dalam Wawancara Kerja
1. Panik dan memberikan jawaban terbata-bata
Inilah
alasan Anda harus melakukan persiapan yang matang sebelum wawancara
kerja. Jika perlu lakukan simulasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin akan keluar dalam wawancara, sehingga Anda tak grogi. Satu hal
lagi kiat untuk menghindari kepanikan dan jawaban terbata-bata adalah
kejujuran. Jika yang Anda ungkapkan adalah sebuah kejujuran, pasti akan
mudah mengutarakannya. Jangan sampai Anda dianggap tidak menguasai topik
karena kegugupan Anda.
2. Hindari topik sensitif
Sering
kali pihak pewawancara melakukan obrolan santai untuk membuat suasana
tak terlalu kaku. Untuk hal ini, lebih baik hindari topik-topik yang
sensitif seperti politik, dan SARA. Bisa jadi pihak yang Anda sudutkan
dalam topik obrolan tersebut memiliki hubungan dekat dengan si
pewawancara — sehingga berpengaruh terhadap penilaiannya. Lebih baik
pilih topik yang ringan juga netral.
3. Hindari bergosip
Hobi
bergosip bisa menjadi alasan Anda ditolak dari pekerjaan impian. Jadi
jangan pernah mengajak orang yang mewawancara Anda untuk bergosip.
4. Sok tahu
Jika
di saat wawancara saja Anda sudah dinilai sok tahu dan tidak mau
mendengarkan orang lain, jangan berharap Anda bisa diterima kerja.
Perusahaan umumnya menginginkan orang-orang yang bisa bekerja dalam
sebuah tim. Bukan orang sok pintar yang individualis. Jadi jangan pernah
bersikap sok tahu.
Beberapa hal di atas adalah hal umum yang
biasa terjadi di saat wawancara. Sebagian memang agak terkesan remeh dan
jarang kita perhatikan. Namun justru itulah uniknya. Hal kecil yang
tidak kita anggap malah menjadi penilaian khusus dari pihak perusahaan.
Tidak melulu masalah kemampuan akademik saja. Apakah tips di atas manjur
100 %? Untuk menjawabnya hanya ada satu cara, yaitu :
SELAMAT MENCOBA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar