Senin, 03 Februari 2014

Serba-serbi Wawancara

MASA PENCARIAN KERJA
Saat ini adalah masa-masa penerimaan PNS atau lebih dikenal dengan CPNS. Hampir seluruh instansi pemerintahan membuka selebar-lebarnya peluang kerja menjadi seorang pegawai negeri. Mulai dari instansi pusat hingga instansi daerah. Memang, PNS menjadi sebuah pekerjaan yang paling aman dan nyaman untuk digeluti. Dan alasan terkuatnya tentu saja jaminan masa depan melalui pensiunan. Itulah yang membuat sebanyak apapun PNS yang dibutuhkan, masih jauh lebih banyak pelamarnya. Sehingga perlu dilakukan tes CPNS yang bisa dibilang sangat ketat persaingannya.
Walau diminati sebagian pencari kerja karena faktor kemapanan itu, namun ada sebagian yang lebih memilih melamar di perusahaan swasta. Selain karena faktor enggan untuk mengikuti tes CPNS yang susah, saingannya banyak dan ruwet, faktor gaji dan akselerasi karir yang menggiurkan juga dipertimbangkan. Perusahaan swasta memang menjanjikan percepatan karir yang lebih cepat, walau tak ada pensiunan seperti PNS. Apakah anda salah satu yang termasuk pencari kerja di perusahaan swasta? Jika Ya, silahkan disimak ulasan berikut.
Apa yang membedakan tes CPNS dengan tes masuk perusahaan swasta. Salah satu yang membedakan adalah wawancara. Di tes CPNS tentu tak ada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dng pelamar pekerjaan. Wawancara menjadi hal yang sangat diperhitungkan perusahaan dalam merekrut karyawan. Sedangkan ijazah dan lain-lain adalah formalitas. Jika diibaratkan masuk ke dalam rumah seseorang, ijazah adalah pintu gerbang sedangkan pintu utamanya adalah wawancara. Jika masuk pintu gerbang, belum tentu masuk ke rumah. dan tidak bisa masuk pintu rumah sebelum masuk pintu gerbang. Tidak semua orang dengan kemampuan akademis baik bisa lolos wawancara. Perlu skill dan trik khusus untuk melewatinya. Berikut beberapa hal yang mungkin bisa bermanfaat bagi para calon pelamar kerja.
A. Pertanyaan Umum saat Wawancara dan Jawabannya
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab: Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan penjelasan.
2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih baik, berikan respons berupa, “Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan di kantor beres semua.”
3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab: Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret. Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan kelebihan Anda.
4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab: Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.
5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab: Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu, ucapkan dalam kalimat ‘positif’, misalnya bahwa Anda tidak melihat ada ‘ruang’ di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang lebih baik.
6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab: Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk mengatasi masalah
7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab: Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website. Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru saja diangkat – apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya, apakah karir Anda akan berkembang di sana.
B. Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja
Profesor Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh sangat menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang terucap. Menurut penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki pengaruh 55 persen sementara kata-kata yang diucapkan hanya 7 persen.
Kesempatan untuk menciptakan kesan pertama yang baik tak memakan lama. Menurut penelitian, 30 detik hingga empat menit pertama merupakan waktu kritis yang sangat menentukan. Nah, agar tak salah langkah saat wawancara kerja, hindarilah beberapa gerak tubuh yang bisa mengundang penafsiran negatif pada diri Anda.
1. Senyum palsu
Masuklah ke ruangan wawancara dengan percaya diri dan senyum yang tulus. Senyum yang terpaksa akan sangat terlihat dan membuat Anda terlihat seperti orang yang suka berpura-pura. Senyum yang tulus mengesankan Anda orang yang percaya diri, terbuka, dan nyaman dengan keadaan sekitar. Tapi hindari juga tersenyum terus-menerus yang bisa memberikan sinyal yang salah pada calon atasan Anda.
2. Gerakan dan posisi tangan
Gerakan tangan memegang peranan penting dalam mengekspresikan bahasa tubuh Anda. Melipat tangan di dada merupakan bahasa tubuh yang wajib dihindari. Melipat tangan di dada mengesankan Anda menjaga jarak, bersikap tertutup, atau malah terkesan bosan dengan pembicaraan ini. Mungkin saran ini sudah sering Anda dengar, tapi kenyataannya saat sedang gugup masih banyak orang melakukannya.
Menepuk-nepukkan tangan atau terus menggerakkan tangan menandakan Anda sangat gelisah. Gerakan ini secara tidak langsung juga bisa membuat orang yang mewawancarai Anda menjadi tidak nyaman dan terganggu.
Hindari juga mengetuk-ketukan tangan ke meja saat proses wawancara. Melakukan hal ini secara tidak langsung Anda mengirimkan sinyal kalau Anda bosan atau merasa lebih tahu dari si pewawancara.
Sebaiknya letakkan tangan Anda secara santai dan terbuka di posisi yang paling membuat Anda santai. Hindari terlalu banyak menggunakan gerakan tangan atau jari untuk menghindari kesan yang salah.
3. Jabatan tangan
Saat memulai dan mengakhiri wawancara jangan lupa jabat tangan si pewawancara dan ucapkan terimakasih. Jabat tangan dengan erat namun wajar. Jangan biarkan tangan terlalu lemas atau mencengkeram terlalu keras. Jika telapak tangan Anda berkeringat, seka dahulu keringat di tangan Anda sebelum masuk ke ruang wawancara.
4. Menyentuh wajah
Menyentuh wajah sebaiknya dihindari saat wawancara kerja. Gerakan ini dapat menyiratkan Anda gugup atau tidak jujur terhadap pernyataan Anda.

5. Posisi kaki
Duduklah dengan kedua kaki menyentuh lantai yang menggambarkan Anda nyaman dan percaya diri. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh secara tidak sadar. Salah satu yang paling sering ditemui adalah menggerak-gerakan kaki tanpa henti. Gerakan kaki ini menandakan Anda sangat tidak nyaman bahkan tak sabar ingin keluar dari ruangan.
6. Kontak mata & posisi duduk
Kontak mata dengan si pewawancara memang baik. Tapi terus-menerus menatap si pewawancara tanpa henti juga bisa membuat dia tidak nyaman. Ahli gerak tubuh Janine Driver mengatakan, 60 persen kontak mata sudah cukup membuat Anda terlihat antusias. Selain mata, fokuskan tatapan pada segitiga bagian atas wajah yaitu area sekitar alis kanan-kiri dan pertengahan hidung.
Jangan terlalu sering menatap bagian bawah wajah terutama bagian mulut dan dahi yang bisa membuat si pewawancara menjadi tidak nyaman. Jika pewawancara Anda lebih dari satu, tatap mereka secara bergantian. Hindari tatapan kosong yang membuat lawan bicara Anda kurang nyaman.
Duduklah dengan posisi yang nyaman, tidak terlalu tegak maupun tidak terlalu bersandar. Condongkan tubuh sedikit (sedikit saja) ke arah pewawancara untuk menandakan Anda fokus dan antusias.
C. Kesalahan Dalam Wawancara Kerja
1. Panik dan memberikan jawaban terbata-bata
Inilah alasan Anda harus melakukan persiapan yang matang sebelum wawancara kerja. Jika perlu lakukan simulasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan keluar dalam wawancara, sehingga Anda tak grogi. Satu hal lagi kiat untuk menghindari kepanikan dan jawaban terbata-bata adalah kejujuran. Jika yang Anda ungkapkan adalah sebuah kejujuran, pasti akan mudah mengutarakannya. Jangan sampai Anda dianggap tidak menguasai topik karena kegugupan Anda.
2. Hindari topik sensitif
Sering kali pihak pewawancara melakukan obrolan santai untuk membuat suasana tak terlalu kaku. Untuk hal ini, lebih baik hindari topik-topik yang sensitif seperti politik, dan SARA. Bisa jadi pihak yang Anda sudutkan dalam topik obrolan tersebut memiliki hubungan dekat dengan si pewawancara — sehingga berpengaruh terhadap penilaiannya. Lebih baik pilih topik yang ringan juga netral.

3. Hindari bergosip
Hobi bergosip bisa menjadi alasan Anda ditolak dari pekerjaan impian. Jadi jangan pernah mengajak orang yang mewawancara Anda untuk bergosip.
4. Sok tahu
Jika di saat wawancara saja Anda sudah dinilai sok tahu dan tidak mau mendengarkan orang lain, jangan berharap Anda bisa diterima kerja. Perusahaan umumnya menginginkan orang-orang yang bisa bekerja dalam sebuah tim. Bukan orang sok pintar yang individualis. Jadi jangan pernah bersikap sok tahu.
Beberapa hal di atas adalah hal umum yang biasa terjadi di saat wawancara. Sebagian memang agak terkesan remeh dan jarang kita perhatikan. Namun justru itulah uniknya. Hal kecil yang tidak kita anggap malah menjadi penilaian khusus dari pihak perusahaan. Tidak melulu masalah kemampuan akademik saja. Apakah tips di atas manjur 100 %? Untuk menjawabnya hanya ada satu cara, yaitu :
SELAMAT MENCOBA!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar